Untuk seseorang yang
kecewa dengan tingkahku selama ini....
Teruntuk seseorang
terus berdiam diri dan menanggapiku dengan sabar. .
Assalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarakatuh
lama rasanya aku
tidak mengirim kabar kepadamu. Teramat lama pula aku membangun luka diantara
kita. Bagaimana kabarmu ? apakah luka mu semakin menganga ?
maafkanlah aku yang
membuatmu kecewa, maafkan aku yang yang tak mengerti cara yang dewasa yang kau
anggap baik untuk menghadapimu. Maafkanlah aku yang tak pernah dewasa dalam
mengambil sikap.
Aku tidak paham
bagaimana mencacah hati. Aku tak lagi mengerti cara yang kau anggap baik untuk
mencintaimu. Aku berdiri di persimpangan jalan dilema. Apakah kau ingin
mendengarkan ceritaku ?
Apa itu cinta ?
tolong jelaskan padaku. Apakah kau pernah menghadapi situasi di mana hatimu
menyuruh untuk memilih antara kekasihmu dengan Tuhanmu ? apakah kau pernah
berada dalam dilema seperti itu ?
Iya, sayang.
Sekarang ini aku sedang berdiri di sana. Berada di antara dua tikungan yang
tarik menarik dan menyuruhku untuk memilih berdiri di samping siapa. aku
bersamamu, tapi sayang ketahuilah ketika ragaku memelukmu hatiku kosong. Jiwaku
seolah terbang mencari Tuhannya. Kupikir
ini hanya perasaanku sesaat. Tapi nyatanya semakin hari aku seperti hidup tanpa
jiwa. Tubuhku melangkah bersamamu tapi tidak dengan jiwaku.
Aku bukanlah seorang
yang mengerti agama. Aku tidak pernah sekalipun mengenyam pendidikan di
madrasah. Bahkan keluargaku pun bukan keturunan para kiyai. Tapi aku merasa
jauh dari Tuhanku ketika aku bersamamu. Aku merasa kehilangan-Nya disetiap
detik saat bersamamu. Sayang, bukankah cinta itu mendekatkan kita dengan
penciptanya? Lalu mengapa ketika bersamamu seolah aku merasa jauh dari-Nya ?
Katakan padaku,
sayang. Bukankah engkau mengerti soal agama ? bukankah pengetahuanmu
tentang-Nya jauh melebihi aku? Tolong katakan padaku mana yang benar dan mana
yang salah.
Aku bisa setiap kali
menghunuskan pedang untuk menebas perasaan ini. namun aku tak cukup kuat untuk
mencacah hatiku sendiri. Aku tak cukup kuat melawan hati yang ini pergi pada
Tuhannya. Aku tak sanggup, sayang.
Kau bisa memakiku
dengan segalah amarahmu. Kau bisa membunuhku dengan segala kecewamu. Tapi tolong
jangan kau bunuh aku dengan cintamu.
Bukankah perpisahan
bukanlah segalanya ? setelah ini kita masih tetap bisa bersilaturahmi sebagai
sesama saudara. Kita masih bisa saling bertukar sapa untuk sekedar bertanya
kabar. Aku selalu percaya bahwa segala sesuatu yang pergi pastilah akan digantikan
dengan yang lebih baik oleh-Nya. Jika hari ini tak ada ikatan diantara kita. Suatu
saat kita akan dipertemukan diikatan yang lebih sakral. Ikatan yang tidak
membuat Tuhan dan hamba-hambanya cemburu. Ikatan hakiki yang menjaga kita dari
kejamnya fitnah.
Jika kau berdalih “Setiap Yang Baru Itu Akan Selalu Dicintai”,
maka aku akan belajar ikhlas dan merelakanmu jika kelak ada orang baru yang
masuk dalam kehidupanmu. Anggaplah ini sebagai suatu yang harus kuterima karena
menggoreskan luka di hatimu. Jika cinta memang punya hati pastilah juga punya
kerelaan.
Semua orang pastilah
ingin menjadi pribadi yang baik, dan aku yakin dirimu pun begitu. Aku yakin
Allah sedang mempersiapkan diri kita. Tak ada yang sia-sia dari apa yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungimu,
menuntunmu agar selalu berada di jalan yang benar, dan meridhoimu di setiap
langkahmu. Sehatlah selalu dan jadilah kebanggaan ibumu.
Terima kasih, maaf
telah menjadi pengecut yang tak berani menatap dan mengatakan segalanya.
Yogyakarta, 18/11/15. 12:06